Panduan Lengkap Membangun Personal Branding

9 alasan kuat dan 9 langkah membangun personal branding kamu! — (Bacaan panjang).

Allen Herlambang Julizar
18 min readNov 19, 2020
Guitarist on stage showing his personal branding aura
Photo by Markus Spiske from Pexels

Sewaktu saya kecil, orang tua saya suka mengajak pergi keluar, entah berbelanja bulanan atau sekedar mencari makan diluar. Saya duduk dikursi belakang mobil, melihat berbagai bangunan dipinggir jalan sementara orang tua saya menyetir, dan saya selalu merasa kegirangan ketika melewati sebuah bangunan dengan logo khas melengkung berwarna kuning, berharap kami akan mampir ke restoran tersebut.

Bisakah kamu tebak restoran apa tersebut?

Yap! McDonald’s!

Saya ingat, bahkan ketika itu saya masih belum lancar untuk membaca dan masih harus berdiri untuk bisa melihat dengan jelas jalanan dari balik kaca mobil. Tapi yang saya tahu, ketika saya melihat logo kuning melengkung tersebut rasanya seperti sesuatu yang berarti bagi saya. Ada perasaan menyenangkan yang membuat saya selalu merengek ke orang tua untuk bisa datang ke tempat tersebut.

Orang tua saya sesekali mengajak makan di McDonald’s dan membeli ayam atau burger dengan kentang. Dari situlah saya selalu mengasosiasikan McDonald’s dengan burger dan kentang, disamping logo berwarna kuning dan melengkungnya.

Photo by Lisa Fotios from Pexels

Poin dari cerita masa kecil saya diatas: Itulah yang namanya branding!

Ketika kamu mendengar slogan “Just Do It”, brand apa yang kamu ingat? Kamu ingat Nike bukan? Sekilas, slogan “Just Do It” seperti tidak memiliki arti apapun. Slogan itu bahkan tidak menyebutkan nama Nike atau produk apapun yang mewakili brand tersebut. Jadi, bagaimana bisa ungkapan tersebut menjadi salah satu slogan brand yang paling dikenal sepanjang masa?

Sebenarnya, branding yang sukses adalah tentang sebuah ikatan emosional, bukan tentang produk yang kita paksa dorong untuk dibeli oleh konsumen.

Ini adalah soal bagaimana kita menciptakan ikatan emosional antara konsumen dengan brand kita.

Jika kamu perhatikan lebih dalam lagi tentang kampanye “Just Do It” dari Nike, sebenarnya kampanye tersebut adalah tentang mendorong nilai-nilai etos kerja yang kuat yang diwakilkan oleh para atlet professional maupun amatir yang memiliki capaian mereka sendiri, tidak peduli besar kecilnya hasil capaian tersebut, yang terpenting adalah mengambil langkah untuk memulai.

Nike logo as an example of a great branding

Nah, kaitannya dengan personal branding dengan cerita diatas adalah, hal tersebut bukan sekedar membuat penampilan diri yang menarik, kartu nama yang mentereng atau sekedar membuat sebuah website dengan namamu didalamnya.

Personal branding mencakup hal yang luas. Ini adalah tentang siapa diri kamu dan apa yang kamu lakukan. Intinya adalah membangun karaktermu. Personal branding adalah bagaimana kamu merepresentasikan dirimu secara offline dan online kepada audiens, bagaimana kamu memiliki integritas antara apa yang kamu ucapkan dan apa yang kamu lakukan.

Personal branding juga adalah mengenai nilai-nilai apa yang kamu pegang teguh terhadap suatu hal. Kumpulan hal tersebut yang menjadikan dirimu unik dan itulah resep rahasiamu untuk membangun personal branding.

Personal branding kamu akan berpusat diseputar dirimu sebagai individu. Bagaimana cara kamu berkomunikasi baik verbal dan non-verbal, bagaimana kamu membawakan sebuah webinar, bagaimana tulisan disetiap email yang kamu kirim, semuanya adalah bagian dari personal branding kamu.

Semua hal tersebut akan membentuk bagaimana orang-orang berpikir tentang pribadi dan citra yang kamu tampilkan.

Pertanyaannya adalah, apakah kamu ingin personal branding kamu berkembang dengan sendirinya, atau kamu ingin memegang kontrol prosesnya?

Bagaimana kamu secara aktif membangun personal branding?

Bagaimana kamu memegang kontrol dalam proses membangun personal branding?

Bagaimana kamu memastikan bahwa personal branding kamu mampu membantu bisnis yang kamu jalankan?

Kita akan menjawab bersama berbagai pertanyaan tersebut dibawah ini.

Mengapa kamu perlu membangun personal branding?

Jadi realitanya seperti ini: setiap pebisnis, coach, konsultan, atau freelancer seharusnya membangun personal branding!

Man speaking at a workshop as an example of personal branding activity
Photo by mentatdgt from Pexels

Tidak peduli jika bisnismu termasuk dalam Fortune 500 atau masih berstatus UMKM, jika kamu menginginkan bisnismu bertambah besar, membangun personal branding adalah salah satu hal yang wajib kamu lakukan.

Jadi, manfaatnya apa untuk kamu jika membangun personal branding?

1. Membantumu terlihat menonjol diantara para kompetitor

Membangun personal branding mampu membantumu menjadi unik diantara deretan kompetitor di sektor bisnis yang kamu jalani.

Citra yang kamu bangun, nilai-nilai yang kamu pegang, keahlian yang kamu miliki, dan pengalaman yang kamu alami, semuanya mampu membantumu membedakan dirimu dari kompetitor.

Dengan berbagai pengalaman yang telah kamu lalui dan kamu pelajari hingga bisa membentuk wawasan, perspektif, keterampilan, dan dirimu yang sekarang ini, hal tersebut tidak akan bisa ditiru oleh kompetitor.

Personal branding mampu membantumu mengeluarkan dan menonjolkan keunikan pada dirimu. Hal tersebut juga membantumu mengeluarkan berbagai hal yang terbaik serta membentuk keunggulan kompetitif yang kamu miliki.

Ambil contoh dari brand Rolex dan bagaimana mereka membangun diferensiasi dari kompetitor. Rolex menjadi brand yang kita kenal sekarang ini karena mereka konsisten dan fokus untuk membentuk brand jam tangan yang mewah dan menawarkan keunikannya sendiri, dan hal tersebut mampu membentuk perbedaan dari kompetitor seperti Timex.

Rolex watch as an example of a great branding
Photo by hassan mehdi from Pexels

Rolex adalah brand jam tangan bagi orang-orang yang menginginkan gaya kemewahan yang terkesan royal, sedangkan Timex adalah brand jam tangan bagi orang-orang yang menginginkan jam yang kokoh dan relatif lebih murah.

Semakin kamu bekerja membentuk personal branding yang unik bagi dirimu, semakin kamu terlihat menonjol dan memiliki karakter yang akan mudah dikenal diantara para kompetitor.

2. Personal branding memungkinkanmu memasang harga yang tinggi untuk produk atau layananmu

Dengan keahlian, pengetahuan, serta nilai keunikan lain yang kamu tawarkan ke meja berbeda dari kompetitor, dengan bantuan personal branding yang kamu buat untuk menonjolkan karaktermu, maka kamu bisa memasang harga yang tinggi untuk produk atau layananmu.

Hal ini bisa dilakukan karena kamu memiliki sisi eksklusivitas dari personal branding kamu, dan eksklusivitas tersebut tidak dapat dibeli dari pihak lainnya.

Semakin kuat brand yang kamu bangun, semakin banyak orang yang menginginkanmu. Semakin banyak yang menginginkanmu, semakin tinggi pula harga yang bisa kamu patok untuk nilai yang kamu tawarkan.

Tepat seperti ini, mengapa Nike bisa memasang harga yang tinggi untuk setiap produk mereka. Bertahun-tahun mereka membangun brand mereka menjadi powerhouse. Sepatu Nike menjadi sebuah simbol status, dan mengenakannya bagaikan sebuah pernyataan tentang siapa dirimu.

3. Personal branding membantumu menonjolkan keahlian yang kamu miliki

Personal branding example for consultant
Photo by Anna Shvets from Pexels

Karena personal branding adalah sebuah cara kamu merepresentasikan diri kepada khalayak luas, ini berarti berbagai konten yang kamu berikan atau isu yang kamu bicarakan adalah bagian yang sangat penting dalam proses pembangunan personal branding.

Semakin bernilai dan bermanfaat konten yang kamu bagikan, semakin kamu mendemonstrasikan bahwa kamu adalah sebagai seorang pakar yang dapat dipercaya dalam hal tersebut.

Dengan setiap konten yang kamu berikan, ibaratnya kamu membangun langkah untuk menetapkan bahwa dirimu adalah seorang pakarnya, dan hal ini membantumu menjadi thought-leader di industri yang kamu jalani.

Setiap konten yang kamu bagikan, membantumu juga untuk membuktikan seberapa berharganya nilai yang kamu berikan kepada orang yang membutuhkan, dan menjadikan dirimu sebagai orang yang tepat untuk dihubungi terkait bidang tersebut.

Semakin kamu membuktikan diri sebagai seorang pakar dalam suatu bidang, maka akan semakin membantumu untuk menumbuhkan rasa kepercayaan dari orang-orang, yang nantinya mereka akan mencari dirimu untuk menyelesaikan masalah spesifik mereka.

4. Personal branding membantumu mendapatkan audiens yang ideal

Ketika kamu dikenal sebagai seorang pakar dalam sebuah bidang:

  • Akan membantumu mendapatkan audiens yang ideal, mereka yang memang membutuhkan bantuanmu.
  • Mempermudahmu mendapatkan referral dari relasi di industri yang kamu jalani dan industri terkait lainnya.
  • Kamu bisa mengenakan harga yang mahal sebagai ahli di sebuah bidang untuk membantu audiens idealmu.

Kamu bisa melihatnya contohnya Toni Robbins. Selama bertahun-tahun dia selalu membawakan narasi mengenai self-empowerment.

Semua yang dia katakan, semua video yang dia keluarkan, dan setiap buku yang dia tulis memiliki pesan yang sama: Kamu bisa mengembangkan dirimu menjadi individu yang hebat, dan aku bisa membantumu!

Seiring waktu, Toni Robbins telah menetapkan dirinya sebagai pakar dalam bidang pengembangan diri.

Hasilnya?

  • Dia menarik minat berbagai banyak orang yang ingin mengembangkan potensi diri mereka.
  • Jutaan orang membaca bukunya dan mengikutinya di sosial medianya.
  • Dia mampu mengenakan harga yang mahal untuk jasanya.

Apakah kamu ingin mendapatkan efek seperti Toni Robbins?

Jika kamu ingin dikenal sebagai seorang pakar di suatu bidang tertentu, maka sangat penting bagi kamu untuk membangun personal branding sedini mungkin.

5. Personal branding bisa membuatmu membangun narasi

Personal branding can be utilized to build your narative
Photo by Matheus Bertelli from Pexels

Personal branding kamu akan selalu berevolusi, apakah kamu menginginkannya atau tidak. Jika kamu menggunakan sosial media, memiliki email list, memiliki blog, aktif dalam suatu komunitas atau grup, atau berbagi video kepada orang lain, maka hal tersebut bisa dibilang kamu sudah memulai langkah membangun personal branding. Setiap hal yang kamu bagikan akan membentuk personal branding dirimu.

Pertanyaannya adalah, apakah kamu memang ingin memegang kontrol atas narasi personal branding kamu atau tidak?

Apakah kamu ingin secara hati-hati membangun setiap hal mengenai brand kamu, atau kamu ingin proses ini berjalan, mengalir dengan sendirinya?

Apakah kamu benar-benar mengkurasi segala hal untuk membangun personal branding kamu, atau kamu ingin membiarkan hal tesebut berkembang dengan sendirinya?

Salah satu keuntungan yang kamu miliki dari membangun personal branding adalah kamu memegang kontrol atas narasinya.

Kamu bisa menentukan apa yang orang lain pikirkan tentang dirimu, bukan hanya membiarkan mereka membentuk opini mereka tentang dirimu.

Dengan setiap postingan sosial media yang kamu bagikan, setiap blog yang kamu buat, dan setiap email yang kamu kirim, kamu membentuk narasi tentang siapa dirimu. Kamu yang mengontrolnya.

6. Personal branding membantumu meningkatkan visibilitas

Photo by Heorhii Heorhiichuk from Pexels

Dengan konsisten membangun personal branding, maka kamu meningkatkan kesempatan dirimu agar semakin terlihat.

  1. Kamu akan menarik banyak fans dari sosial media.
  2. Fans tersebut akan membagikan kontenmu kepada teman-teman mereka.
  3. Semakin sering dan luas kontenmu dibagikan, semakin banyak kamu akan menarik fans.
  4. Kembali ke nomor 2.

Ini adalah sebuah siklus yang kuat.

Seiring dengan bertumbuhnya basis fans kamu, semakin besar kesempatan kamu untuk dapat diliput media.

Para media selalu mencari pakar untuk menjadi seorang narasumber dari subjek tertentu, dan ketika kamu dikenal sebagai seorang pakar dari subjek tersebut, bukan tidak mungkin kamu mendapatkan benyak permintaan untuk bisa tampil di media.

Kenyataannya adalah, membangun personal branding adalah sebuah snowball effect, yang mampu memberikanmu hasil yang terus membesar semakin kamu konsisten melakukannya.

7. Personal branding membantumu membentuk konten yang kamu bagikan

Having personal branding can help you build content that you want
Photo by Kyle Loftus from Pexels

Jika kamu tidak memiliki personal branding yang kuat, besar kemungkinan kamu tidak akan memiliki arahan tentang konten seperti apa yang perlu kamu bagikan kepada audiens kamu.

Jika seperti itu, pada akhirnya akan membuat kamu tidak akan membagikan konten apapun, atau hanya akan membagikan bentuk konten seadanya kepada siapapun audiensnya, tanpa spesifik target.

Sederhananya, kamu lebih baik membuat dan membagikan konten yang selaras, mencerminkan dan mempromosikan nilai-nilai yang kamu pegang secara personal dan bermanfaat untuk target audiens kamu.

Sebuah meme mungkin saja lucu dan menyenangkan untuk dibagikan di media sosialmu, tapi jika hal tersebut tidak menambahkan nilai-nilai positif bagi personal branding kamu, lebih baik tidak usah dilakukan.

8. Personal branding membantumu untuk bisa lebih terhubung kepada berbagai individu

Photo by Helena Lopes from Pexels

Orang merasa terhubung lebih baik dengan orang lain daripada dengan sebuah perusahaan. Itulah mengapa Elon Musk dan Richard Branson memiliki lebih banyak pengikut di media sosial individu mereka sendiri daripada media sosial perusahaan mereka.

Semakin lama kamu membangun personal branding, semakin banyak individu yang akan tertarik dengan dirimu, baik secara personal dan langsung, maupun secara online.

Semakin kamu terhubung kepada banyak orang, semakin banyak kamu membuka peluang bisnis dari jaringan yang kamu buat.

Orang-orang akan tertarik kepada kepribadian yang kamu miliki, nilai-nilai dan wawasan yang kamu tawarkan kepada mereka.

9. Personal branding membantumu menjadi seorang influencer

Semakin kamu mengembangkan personal branding, kamu akan semakin dikenal sebagai influencer di bidang yang kamu jalani.

Ada berbagai manfaat menjadi seorang influencer. Berbagai brand besar sangat tertarik mengajak kerjasama dengan influencer yang memiliki basis pengikut yang besar, yang berarti akan menjadi potensi sumber pendapatan tambahan untuk kamu.

Bahkan bukan tidak mungkin dengan menjadi influencer, kamu akan sering mendapatkan produk atau layanan gratis dari berbagai brand yang bekerja sama dengan kamu. Mendapatkan berbagai undangan dari media untuk hadir dalam sebuah acara, atau menjadi sebuah pembicara juga bukan hal yang mustahil.

Kekuatan dari personal branding

Apakah kamu sudah mulai mendapatkan gambaran tentang manfaat personal branding? Dengan membangun personal branding, memungkinkanmu untuk terlihat menonjol diantara para kompetitor, dan memungkinamu untuk mengenakan harga premium dari setiap produk atau layanan yang kamu tawarkan karena kamu memberikan nilai unik yang hanya dimiliki dirimu.

Semakin kamu fokus membangun karakter personal branding, kamu juga akan dikenal sebagai pakar dibidang yang kamu jalani. Jika kamu dikenal sebagai pakar, semakin banyak peluang bisnis yang bisa kamu dapatkan.

Sekarang, apakah kamu siap untuk membangun personal brandingmu sendiri?

Langkah membangun personal branding kamu

Photo by Ann H from Pexels

Langkah 1: Tentukan siapa dirimu

Langkah pertama dalam membangun personal branding yang kuat adalah menentukan siapa diri kamu. Ingat, membangun personal branding adalah tentang berbagi kepada audiens siapa dirimu dan apa yang bisa kamu tawarkan kepada mereka.

Personal branding kamu akan dibangun diatas nilai-nilai yang kamu percayai, keahlian yang kamu miliki, passion, dan tujuan yang ingin kamu capai.

Kamu bisa menanyakan beberapa hal ini:

  • Keahlian unik apa yang aku miliki?
  • Nilai-nilai apa yang aku pegang dalam kehidupan sehari-hari?
  • Hal apa yang paling aku suka lakukan?
  • Pengalaman hidup unik apa yang paling membentuk diriku sekarang ini
  • Bagaimana caranya aku bisa melayani audiensku dengan cara yang efektif?
  • Apa yang bisa aku tawarkan yang tidak dimiliki oleh orang lain?

Berbagai jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantumu membentuk personal branding. Hal tersebut juga akan membantumu memahami hal terpenting yang ingin kamu bangun serta nilai-nilai yang kamu tawarkan kepada audiens.

Langkah 2: Tentukan apa yang ingin kamu capai

Sekarang waktunya untuk berpikir apa yang ingin kamu capai dengan membangun personal branding.

Kamu bisa menjawab pertanyaan ini:

  • Apa yang ingin aku capai, baik dari segi personal maupun professional?
  • Aku ingin dikenal sebagai apa?
  • Jika aku menjadi sebagai seorang pakar paling dikenal diseluruh dunia, akan jadi seorang pakar apakah diriku?
  • Pesan apa yang ingin aku bagikan kepada orang lain?
  • Jika aku bisa memberikan satu nasihat terbaik, nasihat apakah itu?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan membantu untuk memperkuat pikiranmu seperti apa nantinya personal branding kamu akan dikenal.

Langkah 3: Kenali target audiens yang ingin kamu raih

Target audience for personal branding
Photo by fauxels from Pexels

Kamu tidak akan bisa melayani atau memuaskan semua orang didunia ini. Bahkan es krim pun tidak semua orang menyenanginya. Intinya, akan selalu ada bagian atau ceruk demografi audiens yang akan beresonansi denganmu, dengan brand kamu, dan apa yang kamu tawarkan.

Demografi tersebut adalah target audiens yang perlu kamu raih. Orang-orang tersebutlah yang perlu kamu layani dan yang akan menjadi klien potential untuk kamu dimasa depan.

Untuk membantumu mengenali target audiens, tanyakan dirimu pertanyaan ini:

  • Siapa orang-orang yang bisa aku bantu?
  • Siapa yang akan mendapatkan keuntungan dari keahlian dan pengetahuan yang aku miliki?
  • Siapa orang-orang yang akan terhubung dengan diriku?

Ketika menentukan target audiens yang ingin kamu raih, akan sangat membantu apabila kamu memiliki persona audiens yang jelas. Persona ini adalah sebuah representasi dari target audiens atau klien potentialmu.

Beberapa informasi yang perlu kamu masukkan untuk persona:

  • Demografi: Berapa usia mereka? Laki-laki? Perempuan? Lajang? Telah menikah? Seberapa tinggi tingkat pendidikan mereka? Karir seperti apa yang mereka miliki? Seberapa besar penghasilan mereka?
  • Cita-cita: Masa depan seperti apa yang ingin mereka raih? Apa tujuan yang ingin mereka capai?
  • Tantangan: Rintangan apa yang sekarang mereka hadapi? Apa yang menyebabkan mereka belum bisa menggapai cita-cita mereka?

Langkah 4: Tentukan Unique Value Proposition

UVP (Unique Value Proposition) kamu secara simpel adalah ringkasan dari brand yang kamu bangun dan dikemas menjadi satu pernyataan yang kuat dan menggambarkan apa yang kamu tawarkan kepada audiens.

Sebuah UVP biasanya berbentuk seperti ini:

Aku membantu (siapa klien potensialmu) untuk (target mereka) sehingga mereka (hasil dari target).

Sebagai contohnya, UVP kamu bisa berbentuk seperti, “Aku membantu para pengusaha bisnis kecil menengah untuk meningkatkan penjualan mereka hingga miliaran rupiah tiap tahun, agar mereka bisa mendapatkan kebebasan finansial”.

UVP yang kamu buat tidak harus selalu mengatakan segalanya tentang brand kamu, tapi sebuah UVP haruslah tepat dari hatimu sendiri agar otentik, dan mampu menyatakan bagaimana kamu bisa membantu klienmu.

Akan sangat membantu apabila kamu membuat UVP yang unik, yang mampu melekat dipikiran orang. Contohnya, jika kamu membantu pengusaha meningkatkan skala bisnis mereka, kamu bisa membuat UVP seperti “Meningkatkan skala bisnis tanpa kegagalan”.

Sebaiknya UVP dibuat dengan singkat, mudah diingat, dan menggambarkan apa yang kamu lakukan dengan tepat.

Jangan sampai kamu skip langkah ini. Membuat UVP akan membantumu untuk membuat kejelasan tentang brand kamu.

Luangkan waktu yang diperlukan untuk membuat UVP yang mampu menangkap gambaran brand kamu.

Langkah 5: Mulai perlakukan dirimu seperti sebuah brand

Ketika kamu telah memahami tentang brand yang ingin kamu bangun, dan mengenali target audiens yang ingin kamu raih, saatnya kamu memperlakukan dirimu sebagai sebuah brand.

Seperti apa hal ini secara prakteknya?

Dalam setiap komunikasi dengan audiensmu, apakah itu melalui blog, email, podcast, atau postingan media sosial, tetaplah konsisten dengan pesan brand kamu.

Kamu akan secara konsisten membicarakan sebuah masalah yang telah kamu pecahkan, konsisten untuk mendorong audiensmu, dan konsisten menyuarakan pesan dari brand kamu.

Kamu perlu terus-menerus memperkuat Unique Service Proposition dalam setiap hal yang kamu lakukan.

Tujuan kamu adalah untuk membentuk dirimu sebagai sebuah brand yang menarik, bukan cuma sebagai orang biasa. Kamu perlu membentuk dirimu sebagai brand yang kuat dengan pesan yang kuat.

Langkah 6: Optimasi website untuk personal brand kamu

Sekarang saatnya untuk menyelami seluk-beluk keberadaan online kamu dan melakukan optimasi agar sesuai dengan karakter personal brand yang ingin kamu buat.

Kamu bisa memulai dengan website terlebih dulu, karena hal ini bisa kamu jadikan sebagai “basis” atau dasar dari keberadaan online untuk personal brand kamu. Situs web ini nantinya akan berlaku sebagai tempat utama untuk orang-orang mengenal siapa dirimu.

Website yang kamu buat ini nantinya juga berfungsi sebagai tempat untuk mengkonversi pengunjung menjadi klien, dan kamu perlu mengoptimalkannya.

Kesan pertama pun penting dalam urusan membangun website. Pengunjung harus mampu menangkap pesan tentang apa yang kamu tawarkan kepada mereka. Kamu perlu membuat pesan yang jelas. Jika tidak bisa, kemungkinan besar mereka akan segera beralih dari website kamu.

Jadi, bagaimana caranya mengoptimalkan website kamu untuk kepentingan personal branding?

  • Buat desain logo yang profesional. Sebuah logo yang profesional menunjukkan kepada orang-orang bahwa kamu serius memperlakukan dirimu sebagai sebuah brand.
  • Tunjukkan UVP (Unique Value Proposition). Dari momen para pengunjung website melihat halaman utamamu, mereka harus melihat dan memahami nilai unik apa yang kamu tawarkan. Hal ini yang membuat mereka tertarik untuk semakin mendalami website kamu.

Idealnya, sebuah UVP adalah hal utama yang harus kamu tonjolkan di halaman pertama website kamu, agar semakin banyak dilihat oleh orang. Hal ini akan mustahil dilewatkan oleh mereka, dan ini seharusnya berfungsi seperti sebuah headline di sebuah media massa.

Beberapa tambahan tips untuk menyampaikan UVP dalam website kamu:

  • Gunakan foto yang profesional. Tidak ada salahnya menyewa jasa fotografer profesional untuk mendapatkan foto-foto yang layak dan bagus untuk personal branding kamu. Menggunakan gambar yang jelek akan merefleksikan pesan yang kurang meyakinkan dari brand kamu.
  • Gunakan testimonial. Testimonial adalah bukti bahwa kamu bisa menyelesaikan masalah yang pernah dihadapi klienmu. Jika kamu pernah diliput media, kamu juga bisa menunjukkan hal tersebut di website kamu.
  • Berikan Call-to-Action yang jelas. Pada akhirnya, kamu menginginkan pengunjung website untuk mengambil langkah dalam website kamu bukan? Entah untuk berlangganan blog mingguan, mendaftar untuk konsultasi gratis atau webinar. Selalu berikan call-to-action yang jelas kepada para pengunjung website agar mereka tahu langkah apa yang perlu mereka ambil di website kamu.
  • Buat halaman “About” yang menarik. Dalam halaman “About”, buatlah brand storytelling yang menarik hati pengunjung. Berikan sepotong cerita bagaimana kamu bisa berada pada titik kamu saat ini, atau alasan dibalik apa yang kamu lakukan untuk audiensmu.
  • Buat halaman “Service. Jika kamu menginginkan klien datang dan menggunakan jasamu, penting bagi kamu untuk membuat halaman “Service” dan berikan semua informasi tentang apa yang bisa kamu lakukan untuk mereka.
  • Berikan konten gratis. Salah satu hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk membangun personal branding adalah dengan memberikan konten berharga gratis untuk para audiens kamu. Hal ini bisa bermacam-macam, seperti blog artikel, video tutorial, atau e-book. Memberikan konten gratis agar kamu bisa mendapatkan email dari target audiens adalah hal yang baik untuk mengembangkan email list.
  • Buat halaman “Contact Us. Kamu pastinya ingin agar orang-orang bisa menghubungi kamu setelah mereka mengunjungi website. Kamu bisa memanfaatkannya dengan memberikan detil kontak di halaman Contact Us.

Langkah 7: Kembangkan strategi konten

Salah satu cara utama untuk membangun brand adalah dengan membuat konten strategis. Dalam hal ini adalah artikel blog, email, video, postingan sosial media, podcast, atau berbagai bentuk konten lainnya.

Setiap konten yang kamu bagikan untuk audiens kamu harus berfungsi untuk membangun personal branding.

Mengembangkan strategi konten adalah salah satu cara paling efektif agar kamu tetap mempertahankan brand kamu.

Kamu bisa mencari tahu tentang “Pillar Method” dari Gary Vaynerchuk untuk membantumu membangun konten.

Cara kerja Pillar Method adalah seperti ini:

  • Buat set interval (harian, mingguan, bulanan, dll) buatlah konten pillar yang panjang, atau versi komplit. Bisa berupa blog, video, atau ebook. Intinya adalah konten tersebut harus berupa versi panjang agar kamu bisa menggunakannya kembali untuk berbagai cara. Konten pilar ini harus selalu memperkuat brand image kamu. Mungkin suatu hari kamu akan berbicara mengenai satu masalah tertentu, dilain hari kamu berbicara untuk mendorong audiens kamu untuk mencapai tujuan yang ingin mereka capai. Apapun masalahnya yang kamu bicarakan, usahakan untuk selalu tetap konsisten dengan brand yang kamu bangun.
  • Ambil konten pilar dan potong menjadi bagian yang kecil dan mudah dibagikan. Jadi jika kamu memiliki video dengan durasi 10 menit, carilah 3 bagian dalam video tersebut yang dapat dibagikan dengan bagiannya sendiri dan ekstrak bagian-bagian itu. Jika kamu memiliki blog dengan 1000 kata, kamu bisa membuat 5 potongan konten kecil dengan 100 kata yang bisa kamu bagikan secara terpisah.
  • Bagikan potongan konten-konten kecil tersebut ke semua channel yang kamu miliki. Ketika kamu sudah membuat berbagai potongan konten yang lebih kecil, saatnya untuk membagikan di berbagai saluran media yang kamu miliki seperti Facebook, Linkedin, Twitter, website, dan sebagainya.
  • Ulangi prosesnya. Kuncinya adalah konsistensi. Dengan membagikan konten secara konsisten, itu adalah langkah yang baik untuk memupuk dan memperkuat personal branding dalam jangka panjang.

Dengan menggunakan “Pillar Method” untuk strategi konten jangka panjang, kamu memastikan bahwa setiap konten yang kamu buat adalah untuk membangun nilai personal branding yang kamu tawarkan untuk audiens. Setiap post yang kamu buat di Facebook, Linkedin, Twitter, Instagram, video di Youtube, blog di Wordpress, adalah untuk menyuarakan pesan-pesan yang kamu yakini dari membangun personal branding kamu.

Poin utamanya adalah bahwa semua yang kamu buat haruslah terkait dengan brand kamu. Dan kamu ingin terus memperkuat brand image kamu kepada audiens yang kamu sasar.

Langkah 8: Tambahkan nilai-nilai secara konsisten kepada audiens

Dalam hal membangun personal branding, penting bagi kamu untuk terus memberikan nilai yang bermanfaat kepada audiens kamu tanpa meminta timbal balik dari mereka. Memang akan ada saatnya kamu mengundang orang agar mereka membeli jasa atau layanan yang kamu tawarkan, tapi kamu tidak ingin pandangan “salesy” tersebut menjadi gambaran yang melekat terhadap personal branding kamu.

Hal utama yang harus diambil oleh orang-orang yang berinteraksi dengan brand kamu adalah, seberapa besar nilai yang bisa mereka dapat dari kamu.

Cara utama untuk memberikan nilai kepada audiens adalah melalui strategi konten yang kamu buat. Inilah mengapa konsistensi dalam mengeluarkan berbagai konten sangat penting.

Jika kamu tidak membuat konten, kamu tidak akan memberikan nilai tambah kepada audiens kamu.

Langkah 9: Bangun komunitas

Photo by Matheus Bertelli from Pexels

Salah satu cara terbaik untuk membentuk brandmu adalah dengan membangun komunitas, dimana kamu dan anggota lain bisa saling membantu. Nilai yang kamu dapat dengan membangun komunitas unutk membantu brandmu adalah kamu bisa melibatkan anggota komunitas untuk mempromosikan brand kamu.

Dengan membangun komunitas, kamu bisa berkumpul bersama orang-orang yang peduli akan hal yang sama denganmu.

Jadi, bagaimana caranya kamu membangun komunitas?

  • Mulai dari sosial media. Kamu bisa membuat grup Facebook untuk audiens yang lebih general, atau grup Linkedin untuk para profesional, dimana orang-orang bisa berinteraksi secara online.
  • Buatlah acara live (seminar, workshop, dsb). Dengan membuat acara live, kamu bisa bertemu dengan berbagai macam orang secara langsung. Kamu bisa membuat acara kopi darat, workshop, seminar, atau bahkan private dinner dengan orang-orang untuk memperdalam hubungan dengan mereka.
  • Buat membership di wesite kamu. Kamu bisa menawarkan berbagai macam konten eksklusif di situs milikmu dengan membayar sedikit untuk berlangganan setiap bulannya. Mungkin kamu juga bisa menambahkan group call setiap bulan, webinar ekslusif, dan forum khusus para anggota berbayar di situsmu.

Sekarang saatnya membangun brand kamu!

Tanpa kamu sadari, kemanapun kamu pergi, kamu akan selalu membawa personal branding kamu, entah suka maupun tidak. Setiap hal yang kamu bicarakan dengan orang lain, bagaimana kamu membawakan setiap percakapan baik secara langsung, melalui telepon, email, atau bahkan dari artikel yang kamu tulis, sangat berpengaruh terhadap pandangan orang lain mengenai dirimu.

Kamu harus benar-benar memegang kontrol atas personal branding kamu sendiri!

Untungnya, tidak sulit untuk membangun personal branding. Berikut ringkasan dari apa yang kita bahas diatas:

  • Identifikasi hal apa yang berarti bagi kamu.
  • Tentukan audiens yang ingin kamu sasar.
  • Tentukan UVP (Unique Value Proposition).
  • Perlakukan dirimu sebagai brand.
  • Buat website personal branding yang menarik.
  • Buat strategi konten.
  • Secara konsisten, berikan yang terbaik untuk audiens.
  • Bangun komunitas.

Semakin sering kamu melakukan hal-hal ini, semakin baik kamu membangun personal branding, dan kamu juga akan semakin membuka peluang untuk mendapatkan klien dari audiens yang kamu sasar.

Jadi, hindari untuk menunggu lebih lama dalam membangun personal branding.

Mulailah hari ini! Audiensmu menunggu dirimu!

--

--

Allen Herlambang Julizar

I talk about branding, marketing, career growth, and self development. Let's connect on Linkedin: https://www.linkedin.com/in/allenherlambang/